Tuesday, 20 September 2016

Arus Kas Negara Mengkhawatirkan
JAKARTA - Sejumlah kalangan mengkhawatirkan kondisi arus kas atau cash flow pemerintah pada akhir 2016. Penyebabnya, realisasi belanja negara yang selalu naik pada akhir tahun, tetapi tidak diiringi kenaikan pendapatan negara, meski ada program amnesti pajak.
Kepala Ekonom Bank Mandiri. Anton Gunawan, mengatakan tahun Ini tanda-tanda kekurangan arus kas sudah terlihat. "Jika melihat data realisasi penerimaan dan belanja negara, maka Jumlah defisit yang terjadi tidak mencerminkan Jumlah dana sebetulnya dimiliki pemerintah.' kata Anton Gunawan.
Menurut Anton, ada sejumlah penerimaan yang dicatatkan, tetapi pada kenyataannya dana tersebut tidak pernah masuk ke kantong pemerintah. Seperti pada pos Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Juli 2016 dari Bank Indonesia (BI).
Penerimaan itu ada karena BI kelebihan rasio aset di atas sepuluh persen. Menurut aturan, kelebihan Itu harus diberikan kepada pemerintah. Namun, pembayaran atas kelebihan itu hanya mampir karena pemerintah kembali mem-bayarkannya ke BI untuk pembayaran atas kepemilikan Surat Berharga Bank Indonesia.
DI Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP) 2016. pemerintah menargetkan PNBP dari penempatan uang negara di BI Rp 2.5 triliun. Sampai akhir Juni 2016. realisasinya mencapai Rp 1.48 triliun sehingga semester II-2016 diprediksi ada tambahan PNBP Rp 1.02 triliun.
Kekhawatiran kondisi arus kas pemerintah Juga dipicu masih rendahnya realisasi uang tebusan kebijakan pengampunan pajak. Sampai Selasa (13/9) malam, realisasi uang tebusan yang berhasil diterima hanya Rp 9.31 triliun atau 5.6 persen dari target pemerintah Rp 165 triilun, (kompas.com)

No comments:

Post a Comment