Hillary Dinyatakan Sehat Jadi Presiden AS
[WASHINGTON] Kandidat Presiden Amerika Serikat (AS) dari Partai Demokrat, Hillary Clinton, merilis catatan medis terbaru yang menunjukkan kondisi kesehatannya memenuhi syarat untuk menjadi orang nomor satu di negara itu.
Dokter pribadi Hillary, Lisa Bardack, mengatakan Hillary telah pulih dari pneumonia (radang paru-paru) ringan yang dideritanya dan dapat kembali melanjutkan kampanye untuk pemilihan presiden (Pilpres) AS 2016.
"Dia telah pulih dengan istrirahat dan antibiotik. Kondisinya sudah sehat untuk kembali menjalani kampanye presiden AS. Dia dalam kondisi mental yang sangat baik," kata Bardack dalam catatan medis Hillary setebal dua halaman, yang dirilis Rabu (14/9).
Dia menjelaskan, scan yang dilakukan terhadap paru-paru Hillary menunjukkan dia menderita pneumonia "ringan dan tidak menular". Dengan istirahat yang cukup juga obat-obatan dan antibiotik, kondisi Hillary kembali stabil dan fit untuk menjalani
aktifitas kampanyenya.
Menurut Bardack, penyakit itu berasal dari serangan alergi musiman yang berkembang menjadi infeksi saluran pernapasan atas dan batuk. Gejala pneumonia Hillary sudah terlihat sejak awal September 2016.
"Saat itu, dia sudah mengalami demam dan batuk ringan. Tapi jadwal kampanye yang padat yang membuatnya kurang istirahat dan kelelahan membuatnya terinfeksi dan mengalami pneumonia," ujar Bardack.
Catatan medis tersebut juga mengungkapkan pada Januari 2016, menjelang pemilihan pendahuluan di Iowa, Hillary menerima pengobatan untuk infeksi sinus dan telinga, termasuk penggunaan sebuah tabung drainase di telinga kirinya. Namun, hasil CT scan otak dan sinus (saluran pernapasan) tidak menunjukkan kelainan dan peradangan kronis ringan.
Tekanan darah Hillary normal 100 dan 70, begitu juga kondisi organ-organ
vital, seperti jantung dan ginjal. "Catatan ini menunjukkan dia (Hillary) dalam keadaan sehat dan tidak ada risiko yang membahayakan," kata Dr Marek Creager, Mantan Presiden American heart Association. Hillary dijadwalkan kembali berkampanye pada Kamis (15/9), setelah beristirahat sejak Senin (12/9), akibat menderita pneumonia dan dehidrasi, juga demam tinggi.
Obesitas
Catatan medis yang dirilis Hillary tak hanya menjawab keraguan masyarakat AS atas kondisi kesehatannya, tapi juga menjadi "tendangan balik" bagi Trump yang hingga kini belum mengumumkan catatan medis.
Dalam tayangan acara televisi "Dr Oz" pada Rabu (14/9), Mehmet Oz, profesor bedah di Columbia University di New York, mengatakan Trump sedikit kelebihan berat badan alias mengalami obesitas. Hal itu, dihitung berdasarkan tinggi Trump yang mencapai 1,88 meter dengan berat badan 120 kilogram. [AP/AFP/J-9]
No comments:
Post a Comment