WHO: Zika Darurat Kesehatan Global
189 Orang Terinfeksi Zika di Singapura
[SINGAPURA]
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan penyebaran virus Zika masih merupakan kondisi darurat kesehatan dunia. Penyebaran cepat virus Zika yang menyebar keluar dari Amerika Latin ke Asia dan Afrika membuat WHO khawatir.
Meski demikian, WHO belum dapat memastikan apakah virus Zika akan menyebar eksplosif seperti yang terjadi di Amerika. Pakar WHO juga tidak dapat memprediksi apakah Zika akan menyebabkan gelombang baru kelahiran cacat dan efek samping seperti sindrom kelumpuhan Guillain-Barre.
"Masih ada kebutuhan mendesak untuk melanjutkan penelitian global dan situasi ini masih tetap darurat perhatian internasional. Zika mulai menyebar, terus menyebabkan wabah di banyak negara di seluruh dunia," kata Dr David Heymann, ketua komite darurat WHO, Jumat (2/9).
Dr Peter Salama, Direktur Eksekutif Program Darurat Kesehatan WHO, mengatakan tidak sepenuhnya yakin bahwa wabah Zika saat ini adalah jenis yang sama dengan yang melanda seluruh Amerika Latin. Tapi Zika setidaknya menyebabkan dua wabah di Florida selatan. Diharapkan, studi genetik dapat memastikan hal itu.
Dia juga mengungkapkan, WHO juga belum menemukan kasus infeksi Zika dari pelancong maupun atlet di Olimpiade Rio de Janeiro, Brasil. Namun pada saat yang sama, di Singapura, kasus infeksi Zika makin meluas dan jumlah orang yang terinfeksi bertambah menjadi 189 orang.
Pada Jumat sore, otoritas Singapura mengumumkan jumlah orang yang terinfeksi Zika mencapai 189 orang. Dari total kasus itu, sebanyak 38 orang adalah kasus baru. Tetapi kini, jumlah wanita hamil yang terinfeksi sudah menjadi dua orang. Yang menarik, salah satu
wanita hamil itu ternyata juga mengalami demam berdarah.
"Cara pemerintah Singapura menangani wabah Zika benar-benar merupakan contoh," kata Dr Peter Salama, Direktur Eksekutif Program Darurat Kesehatan WHO.
Memperingatkan
Para ahli memperingatkan sedikitnya 2,6 miliar orang, lebih dari sepertiga dari populasi global, yang tinggal di bagian Afrika, Asia dan Pasifik, bisa terserang infeksi virus Zika. Bahkan peneliti menyebut potensi infeksi Zika di India saja bisa mencapai 1,2 miliar.
Menurut para ahli, angka 2,6 miliar orang itu adalah mereka yang tinggal di bagian dunia yang belum terdampak Zika. Tetapi wilayah mereka tinggal memiliki iklim yang tepat dan populasi nyamuk berlimpah sehingga potensial bagi virus Zika untuk menetap, menyebar, dan menjadi epidemi seperti yang menimpa Amerika dan Karibia.
"Berdasarkan skenario yang paling konservatif kami, penduduk yang ting-gal dalam rentang geografis untuk virus Zika yang tertinggi di India (1,2 miliar orang), Tiongkok (242 juta), Indonesia (197
juta), Nigeria (179 juta), Pakistan (168 juta), dan Bangladesh (163 juta)," kata sebuah penelitian yang diterbitkan di The Lancet Infectious Diseases.
Tapi ketika Zika muncul di Brasil, pihak berwenang segera melihat peningkatan jumlah dalam kasus mikrosefalus, yakni cacat lahir parah dengan kepala kecil. Mikrosefalus terjadi ketika virus menyerang sel-sel otak pada janin yang sedang berkembang, membunuhnya, dan memperkecil pertumbuhan tengkorak.
Sekarang Zika telah ter-bukti menyebabkan berbagai kasus cacat lahir lainnya, kadang-kadang kurang-terlihat. Tidak ada keraguan itu adalah virus Zika yang ditemukan dalam jaringan otak yang membuat keguguran kandungan.
Percobaan laboratorium telah menunjukkan virus mengganggu sel-sel otak yang belum dewasa. Zika juga menyebabkan jarang efek samping melumpuhkan yang terlihat seperti infeksi lain yang disebut sindrom Guillain-Barre.
Pertanyaan tidak bisa dijawab adalah apakah semua dampak ini adalah baru. "Setahun yang lalu, tidak ada tes untuk Zika," kata Direktur Pusat Pengawasan Penyakit dan Pencegahan (CDC) di AS Dr Tom Frieden. [VoA/todayonline/ ST/nbcnews/U-5]
No comments:
Post a Comment