Saturday, 3 September 2016

Ayo, Menaker Bikin Sekolah Khusus TKI
 
DPR tidak rela Indonesia terus-terusan direndahkan negara lain karena pengiriman TKI yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga. Untuk itu, DPR mendesak Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri membuat terobosan agar TKI yang dikirim adalah orang-orang ahli yang mampu bekerja di sektor formal.
"Pengiriman TKI formal akan mampu meningkatkan harga diri bangsa. Jadi. Indonesia tidak dipandang sebagai negeri pembantu lagi. Makanya, kualitas TKI kita harus ditingkatkan." ucap anggota Komisi IX DPR Irma Suryani Chaniago.
Wakil Ketua Fraksi Nasdem ini menegaskan, ke depan, tidak boleh lagi ada pengiriman TKI untuk sektor informal. TKI yang dikirim harus trampil. Punya keahlian khusus dan juga mampu berbahasa Inggris dengan baik.
"TKI tidak boleh hanya bermimpi berprofesi sebagai asisten rumah tangga. Tetapi, TKI juga harus bermimpi bekerja di sektor perawat, pariwisata, ataupun manufaktur," katanya.
Untuk itu, kata Irma, Menteri Hanif kudu membuat terobosan. Misalnya dengan mendirikan sekolah khusus untuk TKI. "Di sekolah itu harus ada pembekalan dan keahlian bagi semua TKI yang akan dikirim ke luar negeri. Itu harus ada," tandasnya.
Untuk membuat sekolah tersebut, anggota Komisi IX DPR Ahmad Zainuddin menyarankan Menteri Hanif segera berkoordinasi dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. "Kementerian Ketenagakerjaan perlu berkoordinasi dengan Kementerian Pendidikan untuk meningkatkan kompetensi tenaga kerja kita. Karena TKJ
kita di luar negeri hanya laku di sektor informal," ucap politisi PKS ini.
Menurut Zainuddin, pendidikan bagi TKI itu penting mengingat jumlah mereka sangat besar. Dengan keahlian dan kemampuan yang dimiliki TKI, perlindungan juga akan lebih mudah. Hasilnya pun akan terasa lebih baik. Selain mendapatkan devisi lebih besar, citra Indonesia di mata internasional juga akan lebih positif.
Pendidikan khusus TKI ini, lanjutnya, juga penting untuk mengurangi angka pengangguran di Tanah Air. Saat ini. angka pengangguran masih cukup tinggi. Umumnya, pengangguran ini merupakan lulusan sekolah kejuruan atau vokasi.
"Saya kira ini bisa dikoordinasikan. Misal dengan membuat pilot project sekolah khusus vokasi bagi TKI yang akan ke luar negeri. Dengan begitu, tidak melulu sebagian besar sebagai pekerja informal, tapi juga menguasai sektor formal," ucapnya.
Bila kualitas kompetensi vokasi tidak ditingkatkan. Zainuddin khawatir TKI akan makin sulit bersaing dengan tenaga kerja lain di luar negeri. "Jangankan di luar negeri, di Tanah Air juga akan sulit bersaing dengan tenaga kerja asing. Ini era persaingan pasar bebas," imbuhnya.
Sekolah TKI ini. tambahnya, sejalan dengan program pemerintah untuk meningkatkan pengiriman TKI sektor formal ke luar negeri. Jumlah WNI yang tinggal di luar negeri diperkirakan mencapai lebih dari 4 juta orang, yang separuhnya merupakan TKI yang bekerja di sektor informal, soar

No comments:

Post a Comment