Thursday, 8 September 2016

Wong Cilik Tolak Gubernur Ahok

Minta Megawati Usung Kader Banteng

SEDIKITNYA 1.000 warga Jakarta yang menamakan diri Front Wong Cilik Bicara menggelar aksi damai di depan kantor DPP PDI Perjuangan, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat Mereka menyampaikan keinginan agar PDI Penuangan tidak mencalonkan Gubernur Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) sebagai calon gubernur DKI Jakarta di Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI 2017.

Alasan warga, Ahok selama memimpin ibukota tidak memihak kepada kepentingan wong cilik. "Penggusuran warga miskin dan penertiban pedagang kaki lima serta mengusir nelayan demi proyek reklamasi pulau dengan cara kekerasan yang dilakukan Ahok, adalah bukti Ahok tidak pro wong cilik. Kami berharap PDIP dan Ibu Megawati tidak mencalonkan Ahok di pilkada mendatang," ujar Hasan Bisri, salah satu pimpinan gerakan aksi massa ini, di depan kantor DPP PDIP, kemarin (7/9).

Hasan mengatakan, penolakan warga juga disebabkan kebijakan Ahok yang tidak mau melanjutkan program-program mantan Gubernur Joko Widodo. Seperti kampung deret, dan penyediaan lokasi berjualan bagi PKL, serta pembangunan ekonomi nelayan di Teluk Jakarta.

Ahok malah sebaliknya, menggusur warga dan memaksa mereka untuk menyewa rumah susun yang harganya mahal. Pada sisi lain, warga yang sudah kehilangan mata pencaharian tidak diberikan solusi, sehingga me-reka yang sudah miskin, akhirnya malah bertambah semakin miskin. "Kami tidak menginginkan pemimpin pro pengembang dan orang kaya seperti Ahok," kata dia.

Koordinator Delman Monas Nanang yang menjadi korban penggusuran oleh Ahok juga hadir dalam aksi tersebut Nanang mengerahkan sedikitnya 10 anggotanya sebagaiperwakilan pengemudi delman untuk melakukan konvoi dari Tugu Proklamasi menuju kantor DPP PDI Perjuangan.

Menurut dia, kebijakan Ahok yang melarang delman di Monas telah mematikan sumber nafkah meraka. Akibatnya, banyak pengemudi delman yang menganggur, dan anaknya putus sekolah. "Kami menilai kebijakan itu sangat dzolim karena mematikan usaha kami dan membuat sengsara anak. istri dan keluarga kami sebagai tukang delman," keluh Nanang.

Nanang berharap, Megawati mau mendengar jeritan wong cilik ini, dengan tidak mencalonkan kembali

Ahok di 2017. "Masih banyak kader yang dimiliki PDIP yang pro rakyat kecil. Ada bu Risma, Pak Boy Sadikin, dan juga Prasetio Edi Marsudi, serta kader lainnya yang bisa dicalonkan. Pokoknya asal jangan Ahok karena membuat sengsara kami," tegas dia. Kedatangan mereka untuk berdialog dengan Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekamoputri terkait Pilgub DKI 2017 mendapat sambutan hangat dari perwakilan partai. Hal itu terlihat dari sejumlah kader dan beberapa penjaga kantor DPP nampak ikut menyemangati pengunjuk rasa. "Mereka adalah saudara kami. Mereka adalah wong cilikyang aspirasinya patut didengar," ucap salah seorang pengurus DPP PDI Perjuangan, saat menyambut aksi damai itu.

Sementara itu, perwakilan pendemo lainnya, meminta agar Megawati tidak mengusung Ahok maju di Pilgub DKI. "Kami meminta audiensi dengan ibu Mega untuk menolak Ahok dicalonkan oleh PDI Perjuangan," kata juru bicara aksi Deni Riyanto.

Menurut Deni, Ahok adalah tukang gusur yang tidak mau bermusyawarah dengan rakyat. "Ahok bukan Jokowi, Ahok mencederai nawacita. Ahok mencederai program Jokowi," kata Deni. (wok)

No comments:

Post a Comment