Nyamuk Aedes Aegypti Harus Dikendalikan
YOGYA (KR) - Virus zika mirip dengan virus dengue penyebab demam berdarah dengue (DBD). Keduanya memiliki gejala yang sama dan dibawa (ditularkan) oleh nyamuk jenis yang sama yakni Aedes Aegypti. Hanya saja virus zika ini bisa menyebabkan kelainan pada janin yakni microcephaly (ukuran kepala bayi kecil) jika menjangkiti ibu hamil.
Inilah yang menjadi perhatian serius WHO. Sedangkan jika masuk ke tubuh orang dewasa, virus zika ini menyebabkan gejala mirip flu seperti demam dan kepala pusing. Dengan istirahat yang cukup, virus ini akan hilang sendiri ketika kondisi badan telah vit (sehat).
Pakar parasitologi kedokteran, Fakultas Kedokteran UGM Dr Budi Mulyaningsih Apt MS yang menangani pengendalian nyamuk vektor, mengatakan, selain menularkan virus zika dan dengue, nyamuk Aedes Aegypti juga menularkan virus chikungunya dan virus demam kuning (yellow fever). Cara mudah agar tidak tertular virus zika dan virus lainnya tersebut ada-
lah jangan sampai tergigit nyamuk Aedes aegypti. Menurutnya, nyamuk Aedes Aegypti ini beraktivitas di siang hari, sehingga sebisa mungkin jangan sampai tergigit nyamuk di waktu tersebut. Caranya dengan memakai replant anti nyamuk atau menutup bagian tubuh dengan pakaian tebal agar tidak tergigit nyamuk.
Namun, menurut Budi, upaya yang lebih penting agar terhindar dari gigitan nyamuk Aedes Aegypti adalah dengan memastikan tidak ada tempat (genangan air) untuk berkembangbiaknya nyamuk. Secara rutin minimal seminggu sekali, masyarakat harus melakukan Pembersihan Sarang Nyamuk (PSN) dengan cara 3 M.
Yakni menguras bak penampungan air, menutup rapat tempat penampungan air dan mengubur barang bekas yang dapat menampung air hujan. "Kalau tidak ada jentik nyamuk di rumah kita, sangat kecil kemungkinan tergigit nyamuk Aedes Aegypti," ujar Budi kepada KR, Minggu (4/9).
Dikatakan, virus zika sebenarnya sudah ada sejak dulu. Selain ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypti, virus zika juga bisa menular melalui hubungan seksual. Sehingga saat bepergian ke daerah yang sedang merebak kasus zika, seseorang harus ekstra hati-hati agar tidak tergigit nyamuk atau berhubungan seks dengan orang yang terinfeksi virus zika. "Untuk memastikan agar virus zika tidak menyebar di tanah air, orang yang baru kembali dari daerah terjangkit zika harus dilakukan screening suhu tubuhnya," katanya.
Saat ini sudah ada teknologi untuk menekan populasi nyamuk Aedes Aegypti yang membawa virus dengue yakni dengan melepas nyamuk Aedes Aegypti ber-
Wolbachia, yang dikembangkan oleh tim Eliminate Dengue Project (EDP) Yogyakarta. Dari penelitian yang telah dilakukan, bakteri Wolbachia yang ada ditubuh nyamuk Aedes aegypti sanggup menghambat virus dengue agar tidak keluar. Teknologi ini telah berhasil dikembangkan di Dusun Kronggahan dan Nogotirto Sleman serta Dusun Singosaren dan Jomblangan Bantul. Metode yang sama diharapkan juga bisa menekan penyebaran virus zika.
Saat melepas telur nyamuk Aedes Aegypti ber-Wolbachia di daerah Tegalrejo Yogya, pekan lalu, Ketua peneliti EDP Yogyakarta Prof dr Adi Utarini MSc MPH PhD mengatakan, di ranah penelitian, bakteri Wolbachia terbukti mampu mencegah virus Zika. Bahkan sudah ada pelepasan Aedes aegypti ber-Wolbachia di Brazil untuk mencegah penyebaran virus tersebut. "Sudah ada penelitian dan bahkan sudah dilepas di Brazil. Teknologi Wolbachia ini bisa digunakan untuk mencegah penularan Zika" katanya. (Dev)-e
No comments:
Post a Comment