Thursday, 1 September 2016

Masyarakat Belum Pahami Detail HIV/AIDS

TANJUNG MAS- Masyarakat perlu diberikan informasi lebih detail dan pemahaman komprehensif tentang langkah pencegahannya.
Hal tersebut disampaikan oleh Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK) Tanjung Mas Bambang S Dahlan dalam Penyuluhan HIV/AIDS Kelurahan Tanjung Mas kepada peserta penyuluhan dalam kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat Dosen Muda FISIP Undip Tahun 2016. Menurutnya, data terbaru 2016 dari Dinas Kesehatan selama kurun waktu 2011-2016 Kota Semarang adalah yang tertinggi sebaran kasus HIV/AIDS se-Jawa Tengah.
"Kelurahan Tanjung Mas selama kurun waktu enam tahun tercatat paling tinggi penduduknya terpapar virus HIV/ AIDS yaitu sebanyak 24 orang dari total sebanyak 86 (delapan puluh enam) pengidap HIV/ AIDS di Kecamatan Semarang Utara yang juga merupakan kecamatan tertinggi angka sebaran kasus ini," terangnya.
Dijelaskan, total semua pengidap virus yang menyerang kekebalan tubuh ini selama kurun waktu 2011-2016 di Kota Semarang tercatat sebanyak 748 jiwa yang merupakan terbanyak di provinsi Jateng. HIV tidak mematikan, karena sekarang sudah ada obat yang bisa memperlambat perkembangan virus HIV.
Akan tetapi jika HIV tidak diobati secara serius akan menjadi AIDS {Acquired Immune Deficiency Syndrome) yang merupakan stadium akhir dari infeksi virus HIV. Pada tahap ini kemampuan tubuh untuk melawan infeksi sudah hilang sepenuhnya. Pengobatan untuk pasien yang sudah positif terinfeksi virus HIV adalah dengan menggunakan terapi ARV {Anti Retro Viral) setelah pasien melakukan tes VCT (Voluntary Counseling Test).
"Test ini bisa dilakukan oleh siapa saja dan kapan saja bagi masyarakat atau kelompok masyarakat yang merasa rentan terhadap penularan virus HIV," tukasnya.
Penyuluhan
Ditambahkan, apabila seseorang sudah positif terinfeksi virus HIV maka yang perlu di waspadai adalah orang di sekelilingnya yang merupakan suspect dari virus itu, seperti istri/ suami, anak, atau orang yang intim dengan si penderita. "Maka biasanya kita langsung mengambil tindakan untuk melakukan VCT kepada para suspect tersebut, dan sebagian besar 99% pasti ikut tertular virus HIV, " imbuhnya.
Dalam kegiatan ini, peserta penyuluhan sebagian besar adalah para nelayan Tambaklorok yang merupakan penduduk dari RW 12-16 Kelurahan Tanjung Mas Semarang yang memiliki rentang usia mulai dari 17-45 tahun yang merupakan usia produktif dan rentan terhadap penularan virus HIV. Ia membe-
rikan penjelasan bahwa pihaknya secara aktif selalu memberikan penyuluhan kepada warganya mengenai HIV.
Wakil Dekan Bidang 4 Riset dan Inovasi FISIP Undip Dr Widiartanto menjelaskan tujuan kegiatan ini adalah tindakan preventif dan edukasi mengenai HIV/AIDS kepada masyarakat. Pasalnya, HIV/AIDS masih menjadi momok bagi penduduk dunia. Maka dari itu, perlu pemahaman yang komprehensif kepada masyarakat tentang bagaimana dan apa langkah yang diambil seputar penyakit ini.
"FISIP Undip tidak mau menjadi menara gading yang masyarakat hanya bisa memandang dari luar bahwa Undip merupakan universitas besar tapi tidak memberikan pengaruh positif kepada masyarakat, statement ini harus dikoreksi dengan cara terjun ke lapangan untuk mengetahui masalah yang sedang dihadapi oleh masyarakat dan sebisa mungkin menyelesaikan masalah itu dengan cara yang efektif," pungkasnya. ■
Hid-rth

No comments:

Post a Comment