Pemohon E-KTP Meningkat
PURWODADI - Jumlah pemohon elektronik Kartu Tanda Penduduk (e-KTP) di Kabupaten Grobogan terus meningkat. Jika pekan lalu jumlah pemohon yang sudah melakukan perekaman data namun belum diberi fisik e-KTP mencapai 63 ribu, saat ini di Kabupaten Grobogan masih menyisakan 65.390 warga yang belum melakukan perekaman data.
Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Grobogan Moh Susilo, Senin meng ungkapkan, jumlah itu disebabkan jumlah pemohon yang belum bisa diberi fisik e-KTP terus bertambah. Jumlahnya diprediksi akan terus bertambah mengingat adanya pemberitaan di media massa di mana perekaman w-KTP hanya akan dilakukan hingga 30 September.
"Pemegang KTP lama akan dinonaktifkan datanya. Jika tak pegang e-KTP pasti akan mengalami kesulitan. Sebab pelayanan publik akan dilakukan de ngan e-KTP," tegas Moh Susilo.
Moh Susilo menambahkan, dengan target pemerintah yang mengharapkan penyelesaian perekaman dan pembuatan e-KTP hingga akhir September, memaksa Dispendukcapil bekerja ektra guna memberikan pelayanan KTP yang masih tertunda. Pasalnya, dari catatan
jumlah penduduk yang mencapai 1.080.516 orang, wajib KTP ada 65.390 yang belum melakukan perekaman data.
Diuraikan, tiga kecamatan dengan data warga yang belum melakukan perekaman dengan jumlah tertinggi Kecamatan Toroh dengan jumlah 8.517 war ga, Karangrayung 7.851 warga dan Kecamatan Geyer 6.156 warga.
"Kami imbau masyarakat untuk segera melakukan rekam e-KTP. Cukup dengan membawa foto copy KK," tambahnya.
■ Karakter Masyarakat
Moh Susilo mengungkapkan jika ada masyarakat mengalami kesulitan dalam melakukan pencatatan, diminta segera lapor. Dengan begitu Dispenduk Capil bisa mengambil langkah atas permasalahan yang ada. Diakui, dalam pelaksanaan pen catatan, terdapat berbagai permasalahan, baik teknis maupun
non-teknis.
"Salah satu masalah, seperti kurangnya kesadaran masyarakat akan manfaat e-KTP. Ka rakter masyarakat kita kalau belum kepentok baru membuat. Kesadaran ini yang terus kami upayakan dengan memberikan sosialisasi," ungkapnya.
Langkah lain, pihaknya juga melakukan upaya jemput bola dengan mendatangi desa atau kelurahan serta sekolah SMA, SMK dan MA bagi pengurusan e-KTP baru. "Sayangnya, tidak semua warga memanfaatkan program jemput bola tersebut," tegasnya.
Persoalan lain, terbatasnya
peralatan dan personel yang dimiliki Dispenduk Capil. Belum lagi terbatasnya blangko e-KTP. Per 26 Agustus lalu saja, ada 17.629 data yang hingga sekarang (kemarin) belum tercetak.
"Lambatnya pencetakan karena minimnya stok blangko, Ini juga mempengaruhi kepuasan masyarakat untuk pelayanan kami. Padahal jika stok blangko e-KTP ini mencukupi, kami bisa langsung mencetak bagi warga yang sudah melakukan perekaman. Kendala ini sangat kami rasakan di lapangan," imbuhnya. ■
lek/SR
No comments:
Post a Comment