Ajarkan untuk Bersyukur dan Kasihi Sesama
RATUSAN wisatawan dan warga setempat kumpul bareng sembari menikmati nasi bancakan di Kampung Wisata Taman Sari Kota Yogyakarta, Minggu (23/10) siang. Mereka mengaku sangat terkesan dengan citarasa hidangan khas tersebut. Dalam waktu singkat, 500 pincuk nasi pun terbagi.
Selain nasi, menu tersebut dilengkapi telur rebus, bumbu urap atau gudangan, iris-an kecil wortel, kacang panjang dan sejumlah sayuran. Makan bareng nasi bancakan kemarin adalah bagian dari Festival Taman Sari (FTS)#8. Kecuali makan bareng, beragam potensi warga turut disuguhkan. Mulai dari seni budaya, kuliner, edukasi dan lain-lain. Semua dapat dinikmati pengunjung, termasuk karnaval, mewarnai motif batik, pameran fotografi, senam sehat, panggung pertunjukan
yang menampilkan musik, tari kreasi, tari klasik dan teater.
Ketua Panitia FTS #8, Umar Anhar menjelaskan, kegiatan rutin sejak tahun 2009 itu dimaksudkan untuk memperkuat predikat Taman Sari sebagai kampung wisata. Tema yang diusung selalu berganti untuk menunjukkan dinamika kampung wisata ini.
"FTS ke-8 mengusung tema 'bancakan'. Tradisi di masyarakat Jawa ini memiliki nilai luhur yang mengajarkan manusia untuk selalu bersyukur dan ikhlas berbagi kasih kepada sesama. Tersedia 500 nasi pincuk gratis untuk pengunjung," ujar Umar Anhar.
FTS#8 berlangsung selama 2 hari, yakni Minggu (23/10) pagi hingga malam dengan sejumlah kegiatan di pelataran barat taman air. Kemudian, Minggu (30/10) men-
datang di Plaza Ngasem. Tahun mendatang, pelaksanaan FTS akan menggunakan hampir seluruh sudut kampung Taman Sari. Dengan demikian, ketika menyusuri kampung para wisatawan mudah menemui potensi yang disajikan.
Untuk acara di Plaza Ngasem minggu depan akan dimeriahkan bazar. Malam harinya panggung seni budaya. Hal yang menarik adalah nonton Wayang Kancil sambil ngeteh Patehan. "Pengunjung diajak menikmati minuman teh selama persedi-
aan masih ada," tambah Ibnu, Pelaksana FTS #8 2016.
Muhammad Noor (22), salah satu wisatawan mengaku tertarik acara makan bareng di Taman Sari itu. Apalagi, tradisi 'bancakan' kini mulai sulit ditemui. (Aya)-m
No comments:
Post a Comment